***
Sabtu pagi yang indah, 14 juli 2012***
Kau berikan padaku dengan cinta.
Rabb, nikmat demi nikmat dunia Kau silih pergantikan, selalu saja namun Kau tak pernah mengazabku secara langsung kala ku lupa bersyukur.
Rabb, ujian demi ujian bagiku, setelah kucermati, tak pernah melebihi derita dakwah NabiMu, yang diejek dan ditertawakan dalam amal. Aku menjadi malu kalau tak mampu sabar seperti khalil-Mu.
Rabb, kutahu dalam ketidaksempurnaan ini, Kau selalu mencintaiku.
Rabb, nikmat demi nikmat dunia Kau silih pergantikan, selalu saja namun Kau tak pernah mengazabku secara langsung kala ku lupa bersyukur.
Rabb, ujian demi ujian bagiku, setelah kucermati, tak pernah melebihi derita dakwah NabiMu, yang diejek dan ditertawakan dalam amal. Aku menjadi malu kalau tak mampu sabar seperti khalil-Mu.
Rabb, kutahu dalam ketidaksempurnaan ini, Kau selalu mencintaiku.
Rabb, kala hujan dan panas,engkau masih memberiku
keteduhan dalam rumah
Rabb,
seperti surat cinta-Mu yang tak pernah diduakan (al-Qur’an) kau ceritakan
tentang sinergi langit dan bumi-Mu. Kalau langit menurunkan hujan, bumi tumbuh
subur, terus saja begitu.
Rabb, kalau aku boleh berbisik pada-Mu, kuingin setiap nikmat yang Kau hujani padaku, aku sambut layaknya bumi dengan menyuburkan lagi amal-amalku.
Rabb, sepanjang perjalanan kulihat lagi ciptaan-Mu, semakin kulihat seperti Kau sampaikan dalam surat cinta-Mu, semakin kulihat, tak mampu kudapatkan kecacatan. Hijaunya daun, ukurannya yang variatif, sungguh menawan.
Rabb, kalau aku boleh berbisik pada-Mu, kuingin setiap nikmat yang Kau hujani padaku, aku sambut layaknya bumi dengan menyuburkan lagi amal-amalku.
Rabb, sepanjang perjalanan kulihat lagi ciptaan-Mu, semakin kulihat seperti Kau sampaikan dalam surat cinta-Mu, semakin kulihat, tak mampu kudapatkan kecacatan. Hijaunya daun, ukurannya yang variatif, sungguh menawan.
Rabb, kala Kau menyampaikan ketika aku berjalan
menuju-Mu, lalu Kau datang padaku dengan berlari, aku semakin tak sanggup
menahan air yang menggenang di kedua mata yang sering lalai ini, tumpah ruah,
aku malu dengan kecepatan-Mu menghampiriku.
Rabb, aku tak bisa berhenti mencintai-Mu, kuharap akan lahir taat, tadhiyah, khauf hanya untuk-Mu.
Rabb, boleh kan aku utarakan lagi dalam ketidaksempurnaan aku yang dhaif ini,
Rabb, aku tak bisa berhenti mencintai-Mu.
Rabb, aku tak bisa berhenti mencintai-Mu, kuharap akan lahir taat, tadhiyah, khauf hanya untuk-Mu.
Rabb, boleh kan aku utarakan lagi dalam ketidaksempurnaan aku yang dhaif ini,
Rabb, aku tak bisa berhenti mencintai-Mu.
0 komentar:
Posting Komentar