Minggu, 25 November 2012

PERBANYAKAN TANAMAN

print this page cetak 



Urutan peristiwa yang terlibat dalam pengabadian dan pelipat gandaan jumlah tanaman, ada dua tipe perkembangbiakan tumbuhan yaitu seksual dan aseksual, atau secara vegetative dan generative.

  • PERBANYAKAN GENERATIF

Perbanyakan tanaman secara generative adalah perkembangbiakan yang dilakukan melalui penyerbukan benang sari dan putik yang terjadi pembuahan sehingga terjadi pembentukan buah dan biji, biji inilah yang kemudian akan berkecambah menjadi tanaman baru. Penyerbukan sendiri merupakan penyerbukan benag sari dan putik yang masih dalam satu bunga, penyerbukan silang adalah penyerbukan yang terjadi antar bunga masih dalam satu pohon, sedangkan penyerbukan basatar adalah penyerbukan bunga yang terjadi antar pohon atau tanaman.
BIJI
Menurut Jones dan Reed, (1988) terdapat 11 spesies melati yang berasal dari Australia umumnya diperbanyak dengan biji dan stek (J. aemulum, J. calcarium, J. dallachii, J. didymum, J. kajewskii, J. lineare, J. molle, J. simplicifolium, J. suavissimum, J. sp. Musgrave dan J. sp. Bamaga). Sedangkan di Indonesia perbanyakan melati melalui biji hanya dilakukan oleh pemulia tanaman dalam upaya menciptakan kultivar – kultivar baru. Beberapa spesies yang dapat membentuk buah dan berisi biji secara alamiah adalah J. officinale, J. multiflorum, dan J. acuminatissium. J. officinale yang buahnya hitam, berbentuk bola dengan diameter kurang lebih 1,25 cm, sedangkan J. primulinum tidak pemah membentuk biji (Pizzeti dan Cocker, 1968). Berdasarkan observasi awal dan buah yang pemah diperoleh ternyata dalam satu buah berisi 2-3 biji, dan biji-biji tersebut mudah dikecambahkan.
keuntungan perbanyakan ini mudah dan praktis, perakaran kuat, dapat disimpa lama memungkinkan tanaman bebas penyakit, sedangkan kelemahanya adalah terjadi penyi mpangan sifat, untuk berproduksi membutuhkan waktu yang lama.
PERBANYAKAN VEGETATIF
            Perkembangbiakan vegetative erupakan perkembangbiakan yang dilakukan dengan menggunakan bagian tanaman itu sendiri, seperti batang, daun, dan akar. Perkembangbiakan vegetative dibedakan menjadi 2 yaitu vegetative alami dan vegetative buatan. Vegetative alami seperti umbi batang, umbi batang umbi lapis, sulur. Sedangkan vegetative buatan dibedakan menjadi 2 yaitu tanpa memperbaiki sifat dan dengan memperbaiki sifat. vegetative buatan dengan memperbaiki sifat seperti sambung, susuan, dan okulasi. Sedangkan tanpa memperbaiki sifat seperti stek, dan cangkok.
SETEK
Teknik perbanyakan vegetatif terutama dengan setek merupakan salah satu cara yang efisien dan efektif untuk memenuhi kebutuhan bibit melati dalam skala besar dalam waktu yang cepat dan mudah dibanding cara cangkok. Pembuatan setek adalah mengusahakan perakaran dari bagian cabang tanaman  yang mengandung mata dengan memotong dari batang induknya untuk disemai. Beberapa faktor seperti media tanam setek, bahan setek, media dan lingkungan tempat tumbuh dapat mempengaruhi keberhasilan penyetekan.


Media Tanam Setek
Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan penyetekan pada berbagai jenis melati adalah media tanam setek. Media yang baik mempunyai porositas cukup, aerasi baik, drainase baik, kapasitas mengikat air tinggi dan bebas patogen. Keragaan hasil penelitian pada beberapa media tanam setek pada melati dilaporkan bahwa media arang sekam, zeolit (ukuran sebesar butiran pasir) dan pasir merupakan media altematif yang baik (Wuryaningsih, 1997a ; Wuryaningsih dan Andyantoro, 1997).
Bahan Tanaman
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan penyetekan melati adalah kondisi bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan setek. Hampir semua organ tanaman dapat digunakan sebagai bahan setek, namun ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan adalah : bahan setek adalah batang/cabang yang muda dan subur, dalam kondisi pertumbuhan aktif (Leopold dan Kriedeman, 1975), bagian tanaman dengan keseimbangan karbohidrat tinggi dan nitrogen rendah, mempunyai persedian bahan makanan yang cukup (Hartman dan Kester, 1983), diambil dari tanaman induk yang sehat, sudah dewasa dan pernah berbunga. Penggunaan tanaman induk yang masih kecil dan belum pemah berbunga atau pada masa pertumbuhan vegetatif akan memperlambat waktu berbunga tanaman baru yang dihasilkan. Sedangkan bibit yang berasal dari tanaman induk dewasa dan pernah berbunga akan lebih cepat berbunga.
Hampir semua bagian tanaman dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan. Mudah tidaknya membentuk akar dan tunas tergantung pada aktivitas auksin yang berasal dari tunas dan daun. Dengan zat pengatur tumbuh akar akan menginduksi dan menyebabkan produksi akar bertambah.
Lingkungan Tumbuh
Suhu yang mendukung aktivitas sel yang tinggi diperlukan karena suhu udara yang optimal perlu dipertahankan untuk mendapatkan keberhasilan penyetekan (Leopold dan Kriedemann, 1975). Suhu udara yang berpengaruh dalam penyetekan berkisar 18-32°C, sel-sel mata tunas akan mengering, karena transpirasi terlalu kuat (Samson, 1988). Temperatur optimum untuk penyetekan berkisar 25-30°C. Kelembaban yang tinggi (80%-90%) diperlukan pada penyetekan untuk pertumbuhan mata tunas dan pembentukan akar. Kelembaban udara tempat pembibitan setek dipertahankan berkisar antara 80-90%.
CANGKOK
Perbanyakan tanaman dengan cangkok terutama dilakukan pada jenis-jenis melati yang sukar disetek atau memerlukan waktu lama untuk pertumbuhan perakarannya. Yang dimaksud dengan pencangkokan adalah mengusahakan pertumbuhan dari suatu cabang tanaman dengan cara mengerat dan membuang kambiumnya dan memberi media tumbuh cabang tersebut dari pohon induknya hingga terbentuk berakar.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mencangkok adalah :
1. Agar perakaran berkembang dengan baik, batang yang dipilih harus sudah cukup besar, dalam keadaan sehat dan berdaun.
2. Kulit batang dikerat melingkar dengan pisau yang tajam sepanjang 1-2 cm, kemudian kulit batang dikupas dan dibersihkan hingga lapisan kambiumnya hilang sama sekali.
3. Selanjutnya bagian keratan tersebut ditutup dengan media tanah atau serbuk sabut kefapa, kemudian dibalut dengan plastik atau sabut kelapa.
4. Setelah berakar 2-3 bulan setelah dicangkok, cangkokan dapat dipotong di bawah keratan untuk ditanam.
5. Waktu yang baik untuk mencangkok adalah musim penghujan. Cangkokan yang dilakukan pada musim kemarau harus selalu disiram untuk mencegah kekeringan.
RUNDUKAN
Rundukan (layering) merupakan cara lain perbanyakan melati selain penyetekan dan pencangkokan. Caranya ialah merundukan/membengkokkan batang melati secara mendatar ke tanah kemudian ditimbuni tanah tipis. Setelah mata pada tiap-tiap ruas tumbuh dan berakar, barulah batang itu di potong-potong sesuai dengan ruas yang berakar untuk ditanam. Cara rundukan tersebut banyak dilakukan petani melati karena di samping mudah dikerjakan juga tidak banyak memerlukan tenaga dan tingkat keberhasilannya tinggi

Merunduk juga dapat dilakukan dengan dua cara . Yaitu dengan cara Merunduk biasa dan Merunduk majemuk .
o Merunduk biasa : Cabang tanaman dirundukkan dan ditimbun dengan tanah, kecuali ujung cabangnya. Setelah membentuk akar, cabang atau batangnya dipotong, sehingga diperoleh tanaman baru. Cara ini dapat dikerjakan pada mawar, jambu air, dan arbei
o Merunduk majemuk : Seluruh batang dirundukkan kemudian ditimbuni tanah pada beberapa tempat atau seluruh tempat. Cara ini dapat dikerjakan pada tanaman soka dan anggur .
a
   Anakan

   Anakan muncul pada tunas samping yang nantinya bisa dipisahkan dari pohon induknya dan ditanam di media yang lain sebagai individu baru.. biasanya contohnya adalah pohon pisang.  

  



 Keuntungan perbaanyakan secara vegetative adalah tanaman mampu berproduksi lebih cepat, sedngkan kelemahanya adalah perakarannya yang kurang kuat, dan dibutuhkan ketermpilan untuk melakukanya.


PUSTAKA:

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com