Urutan
peristiwa yang terlibat dalam pengabadian dan pelipat gandaan jumlah tanaman,
ada dua tipe perkembangbiakan tumbuhan yaitu seksual dan aseksual, atau secara vegetative
dan generative.
- PERBANYAKAN GENERATIF
Perbanyakan
tanaman secara generative adalah perkembangbiakan yang dilakukan melalui
penyerbukan benang sari dan putik yang terjadi pembuahan sehingga terjadi
pembentukan buah dan biji, biji inilah yang kemudian akan berkecambah menjadi
tanaman baru. Penyerbukan sendiri merupakan penyerbukan benag sari dan putik
yang masih dalam satu bunga, penyerbukan silang adalah penyerbukan yang terjadi
antar bunga masih dalam satu pohon, sedangkan penyerbukan basatar adalah
penyerbukan bunga yang terjadi antar pohon atau tanaman.
BIJI
Menurut
Jones dan Reed, (1988) terdapat 11 spesies melati yang berasal dari Australia
umumnya diperbanyak dengan biji dan stek (J. aemulum, J. calcarium, J.
dallachii, J. didymum, J. kajewskii, J. lineare, J. molle, J. simplicifolium,
J. suavissimum, J. sp. Musgrave dan J. sp. Bamaga). Sedangkan di Indonesia
perbanyakan melati melalui biji hanya dilakukan oleh pemulia tanaman dalam
upaya menciptakan kultivar – kultivar baru. Beberapa spesies yang dapat
membentuk buah dan berisi biji secara alamiah adalah J. officinale, J.
multiflorum, dan J. acuminatissium. J. officinale yang buahnya hitam, berbentuk
bola dengan diameter kurang lebih 1,25 cm, sedangkan J. primulinum tidak pemah
membentuk biji (Pizzeti dan Cocker, 1968). Berdasarkan observasi awal dan buah
yang pemah diperoleh ternyata dalam satu buah berisi 2-3 biji, dan biji-biji
tersebut mudah dikecambahkan.
keuntungan
perbanyakan ini mudah dan praktis, perakaran kuat, dapat disimpa lama memungkinkan
tanaman bebas penyakit, sedangkan kelemahanya adalah terjadi penyi mpangan
sifat, untuk berproduksi membutuhkan waktu yang lama.
PERBANYAKAN
VEGETATIF
Perkembangbiakan vegetative erupakan
perkembangbiakan yang dilakukan dengan menggunakan bagian tanaman itu sendiri,
seperti batang, daun, dan akar. Perkembangbiakan vegetative dibedakan menjadi 2
yaitu vegetative alami dan vegetative buatan. Vegetative alami seperti umbi
batang, umbi batang umbi lapis, sulur. Sedangkan vegetative buatan dibedakan
menjadi 2 yaitu tanpa memperbaiki sifat dan dengan memperbaiki sifat.
vegetative buatan dengan memperbaiki sifat seperti sambung, susuan, dan
okulasi. Sedangkan tanpa memperbaiki sifat seperti stek, dan cangkok.
SETEK
Teknik
perbanyakan vegetatif terutama dengan setek merupakan salah satu cara yang
efisien dan efektif untuk memenuhi kebutuhan bibit melati dalam skala besar
dalam waktu yang cepat dan mudah dibanding cara cangkok. Pembuatan setek adalah
mengusahakan perakaran dari bagian cabang tanaman yang mengandung mata dengan memotong dari
batang induknya untuk disemai. Beberapa faktor seperti media tanam setek, bahan
setek, media dan lingkungan tempat tumbuh dapat mempengaruhi keberhasilan
penyetekan.
Media
Tanam Setek
Salah
satu faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan penyetekan pada berbagai
jenis melati adalah media tanam setek. Media yang baik mempunyai porositas
cukup, aerasi baik, drainase baik, kapasitas mengikat air tinggi dan bebas
patogen. Keragaan hasil penelitian pada beberapa media tanam setek pada melati
dilaporkan bahwa media arang sekam, zeolit (ukuran sebesar butiran pasir) dan
pasir merupakan media altematif yang baik (Wuryaningsih, 1997a ; Wuryaningsih
dan Andyantoro, 1997).
Bahan
Tanaman
Salah
satu faktor yang berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan penyetekan melati
adalah kondisi bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan setek. Hampir semua
organ tanaman dapat digunakan sebagai bahan setek, namun ada beberapa hal yang
perlu dipertimbangkan adalah : bahan setek adalah batang/cabang yang muda dan
subur, dalam kondisi pertumbuhan aktif (Leopold dan Kriedeman, 1975), bagian
tanaman dengan keseimbangan karbohidrat tinggi dan nitrogen rendah, mempunyai
persedian bahan makanan yang cukup (Hartman dan Kester, 1983), diambil dari
tanaman induk yang sehat, sudah dewasa dan pernah berbunga. Penggunaan tanaman
induk yang masih kecil dan belum pemah berbunga atau pada masa pertumbuhan
vegetatif akan memperlambat waktu berbunga tanaman baru yang dihasilkan.
Sedangkan bibit yang berasal dari tanaman induk dewasa dan pernah berbunga akan
lebih cepat berbunga.
Hampir
semua bagian tanaman dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan. Mudah tidaknya
membentuk akar dan tunas tergantung pada aktivitas auksin yang berasal dari
tunas dan daun. Dengan zat pengatur tumbuh akar akan menginduksi dan
menyebabkan produksi akar bertambah.
Lingkungan
Tumbuh
Suhu
yang mendukung aktivitas sel yang tinggi diperlukan karena suhu udara yang
optimal perlu dipertahankan untuk mendapatkan keberhasilan penyetekan (Leopold
dan Kriedemann, 1975). Suhu udara yang berpengaruh dalam penyetekan berkisar
18-32°C, sel-sel mata tunas akan mengering, karena transpirasi terlalu kuat
(Samson, 1988). Temperatur optimum untuk penyetekan berkisar 25-30°C.
Kelembaban yang tinggi (80%-90%) diperlukan pada penyetekan untuk pertumbuhan
mata tunas dan pembentukan akar. Kelembaban udara tempat pembibitan setek
dipertahankan berkisar antara 80-90%.
CANGKOK
Perbanyakan
tanaman dengan cangkok terutama dilakukan pada jenis-jenis melati yang sukar
disetek atau memerlukan waktu lama untuk pertumbuhan perakarannya. Yang
dimaksud dengan pencangkokan adalah mengusahakan pertumbuhan dari suatu cabang
tanaman dengan cara mengerat dan membuang kambiumnya dan memberi media tumbuh
cabang tersebut dari pohon induknya hingga terbentuk berakar.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam mencangkok adalah :
1.
Agar perakaran berkembang dengan baik, batang yang dipilih harus sudah cukup
besar, dalam keadaan sehat dan berdaun.
2.
Kulit batang dikerat melingkar dengan pisau yang tajam sepanjang 1-2 cm,
kemudian kulit batang dikupas dan dibersihkan hingga lapisan kambiumnya hilang
sama sekali.
3.
Selanjutnya bagian keratan tersebut ditutup dengan media tanah atau serbuk
sabut kefapa, kemudian dibalut dengan plastik atau sabut kelapa.
4.
Setelah berakar 2-3 bulan setelah dicangkok, cangkokan dapat dipotong di bawah
keratan untuk ditanam.
5.
Waktu yang baik untuk mencangkok adalah musim penghujan. Cangkokan yang
dilakukan pada musim kemarau harus selalu disiram untuk mencegah kekeringan.
RUNDUKAN
Rundukan
(layering) merupakan cara lain perbanyakan melati selain penyetekan dan
pencangkokan. Caranya ialah merundukan/membengkokkan batang melati secara
mendatar ke tanah kemudian ditimbuni tanah tipis. Setelah mata pada tiap-tiap
ruas tumbuh dan berakar, barulah batang itu di potong-potong sesuai dengan ruas
yang berakar untuk ditanam. Cara rundukan tersebut banyak dilakukan petani
melati karena di samping mudah dikerjakan juga tidak banyak memerlukan tenaga
dan tingkat keberhasilannya tinggi
Merunduk juga dapat dilakukan dengan dua cara . Yaitu dengan cara Merunduk biasa dan Merunduk majemuk .
o Merunduk biasa :
Cabang tanaman dirundukkan dan ditimbun dengan tanah, kecuali ujung
cabangnya. Setelah membentuk akar, cabang atau batangnya dipotong,
sehingga diperoleh tanaman baru. Cara ini dapat dikerjakan pada mawar,
jambu air, dan arbei
o Merunduk majemuk : Seluruh batang dirundukkan kemudian ditimbuni tanah pada beberapa tempat atau seluruh tempat. Cara ini dapat dikerjakan pada tanaman soka dan anggur .
a
Anakan
Anakan muncul pada tunas samping yang nantinya bisa dipisahkan dari pohon induknya dan ditanam di media yang lain sebagai individu baru.. biasanya contohnya adalah pohon pisang.
Keuntungan perbaanyakan secara vegetative
adalah tanaman mampu berproduksi lebih cepat, sedngkan kelemahanya adalah
perakarannya yang kurang kuat, dan dibutuhkan ketermpilan untuk melakukanya.
PUSTAKA:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/16422
(05/10/2011)
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/16422
(05/10/2011)
0 komentar:
Posting Komentar