Perdana Menteri Norwegia meminta maaf karena telah gagal melindungi rakyatnya pada pembantaian di Oslo Juli tahun lalu. Dia mengaku bertanggungjawab atas lambatnya kerja polisi yang dalam peristiwa yang menewaskan 77 orang tersebut.
Diberitakan BBC, PM Jens
Stoltenberg menyampaikan permintaan maafnya dihadapan anggota parlemen
pada Selasa 28 Agustus 2012. Dia menanggapi laporan setebal 500 halaman
yang menunjukkan bahwa polisi terlalu lambat dalam mencapai pulau Utoya
yang menjadi ladang pembantaian.
Polisi juga terlihat tidak
profesional saat menuju pulau itu dengan hanya menggunakan perahu karet.
Dalam laporan dikatakan, jika saja polisi lebih cepat datang ke lokasi
tersebut, mungkin korban yang jatuh akan lebih sedikit.
"Untuk
itu saya minta maaf. Kami memang tidak bisa memperbaiki kesalahan di
masa lalu, tapi bisa kita ambil pelajaran. Untuk itu, kita perlu
menciptakan masa depan yang lebih aman," kata Stoltenberg.
Dia
mengaku bertanggungjawab atas segala kesalahan tersebut. Di hadapan
parlemen, dia juga mengumumkan langkah-langkah baru untuk meningkatkan
keamanan, termasuk melengkapi polisi dengan helikopter militer,
meningkatkan anggaran kepolisian dan lebih sering melakukan latihan
situasi darurat untuk seluruh pegawai negeri.
Stoltenberg dihujani kritikan atas kinerja polisi yang memble tersebut.
Beberapa kritikus bahkan menuntutnya untuk turun dari jabatan perdana
menteri. Namun dia memutuskan tetap menjabat setelah didukung dari
kabinetnya.
Pelaku peledakan bom di Oslo dan penembakan di pulau
Utoya, Anders Behring Breivik, divonis hukuman maksimal yaitu 21
penjara. Dia tidak mengajukan banding atas vonis tersebut dan sama
sekali tidak menyesal atas tindakan sadis yang dilakukannya
0 komentar:
Posting Komentar