
- PERBANYAKAN GENERATIF
Perbanyakan
tanaman secara generative adalah perkembangbiakan yang dilakukan melalui
penyerbukan benang sari dan putik yang terjadi pembuahan sehingga terjadi
pembentukan buah dan biji, biji inilah yang kemudian akan berkecambah menjadi
tanaman baru. Penyerbukan sendiri merupakan penyerbukan benag sari dan putik
yang masih dalam satu bunga, penyerbukan silang adalah penyerbukan yang terjadi
antar bunga masih dalam satu pohon, sedangkan penyerbukan basatar adalah
penyerbukan bunga yang terjadi antar pohon atau tanaman.
BIJI

keuntungan
perbanyakan ini mudah dan praktis, perakaran kuat, dapat disimpa lama memungkinkan
tanaman bebas penyakit, sedangkan kelemahanya adalah terjadi penyi mpangan
sifat, untuk berproduksi membutuhkan waktu yang lama.
PERBANYAKAN
VEGETATIF
Perkembangbiakan vegetative erupakan
perkembangbiakan yang dilakukan dengan menggunakan bagian tanaman itu sendiri,
seperti batang, daun, dan akar. Perkembangbiakan vegetative dibedakan menjadi 2
yaitu vegetative alami dan vegetative buatan. Vegetative alami seperti umbi
batang, umbi batang umbi lapis, sulur. Sedangkan vegetative buatan dibedakan
menjadi 2 yaitu tanpa memperbaiki sifat dan dengan memperbaiki sifat.
vegetative buatan dengan memperbaiki sifat seperti sambung, susuan, dan
okulasi. Sedangkan tanpa memperbaiki sifat seperti stek, dan cangkok.
SETEK

Media
Tanam Setek
Salah
satu faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan penyetekan pada berbagai
jenis melati adalah media tanam setek. Media yang baik mempunyai porositas
cukup, aerasi baik, drainase baik, kapasitas mengikat air tinggi dan bebas
patogen. Keragaan hasil penelitian pada beberapa media tanam setek pada melati
dilaporkan bahwa media arang sekam, zeolit (ukuran sebesar butiran pasir) dan
pasir merupakan media altematif yang baik (Wuryaningsih, 1997a ; Wuryaningsih
dan Andyantoro, 1997).
Bahan
Tanaman
Salah
satu faktor yang berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan penyetekan melati
adalah kondisi bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan setek. Hampir semua
organ tanaman dapat digunakan sebagai bahan setek, namun ada beberapa hal yang
perlu dipertimbangkan adalah : bahan setek adalah batang/cabang yang muda dan
subur, dalam kondisi pertumbuhan aktif (Leopold dan Kriedeman, 1975), bagian
tanaman dengan keseimbangan karbohidrat tinggi dan nitrogen rendah, mempunyai
persedian bahan makanan yang cukup (Hartman dan Kester, 1983), diambil dari
tanaman induk yang sehat, sudah dewasa dan pernah berbunga. Penggunaan tanaman
induk yang masih kecil dan belum pemah berbunga atau pada masa pertumbuhan
vegetatif akan memperlambat waktu berbunga tanaman baru yang dihasilkan.
Sedangkan bibit yang berasal dari tanaman induk dewasa dan pernah berbunga akan
lebih cepat berbunga.
Hampir
semua bagian tanaman dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan. Mudah tidaknya
membentuk akar dan tunas tergantung pada aktivitas auksin yang berasal dari
tunas dan daun. Dengan zat pengatur tumbuh akar akan menginduksi dan
menyebabkan produksi akar bertambah.
Lingkungan
Tumbuh
Suhu
yang mendukung aktivitas sel yang tinggi diperlukan karena suhu udara yang
optimal perlu dipertahankan untuk mendapatkan keberhasilan penyetekan (Leopold
dan Kriedemann, 1975). Suhu udara yang berpengaruh dalam penyetekan berkisar
18-32°C, sel-sel mata tunas akan mengering, karena transpirasi terlalu kuat
(Samson, 1988). Temperatur optimum untuk penyetekan berkisar 25-30°C.
Kelembaban yang tinggi (80%-90%) diperlukan pada penyetekan untuk pertumbuhan
mata tunas dan pembentukan akar. Kelembaban udara tempat pembibitan setek
dipertahankan berkisar antara 80-90%.
CANGKOK

Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam mencangkok adalah :
1.
Agar perakaran berkembang dengan baik, batang yang dipilih harus sudah cukup
besar, dalam keadaan sehat dan berdaun.
2.
Kulit batang dikerat melingkar dengan pisau yang tajam sepanjang 1-2 cm,
kemudian kulit batang dikupas dan dibersihkan hingga lapisan kambiumnya hilang
sama sekali.
3.
Selanjutnya bagian keratan tersebut ditutup dengan media tanah atau serbuk
sabut kefapa, kemudian dibalut dengan plastik atau sabut kelapa.
4.
Setelah berakar 2-3 bulan setelah dicangkok, cangkokan dapat dipotong di bawah
keratan untuk ditanam.
5.
Waktu yang baik untuk mencangkok adalah musim penghujan. Cangkokan yang
dilakukan pada musim kemarau harus selalu disiram untuk mencegah kekeringan.
RUNDUKAN

Merunduk juga dapat dilakukan dengan dua cara . Yaitu dengan cara Merunduk biasa dan Merunduk majemuk .
o Merunduk biasa :
Cabang tanaman dirundukkan dan ditimbun dengan tanah, kecuali ujung
cabangnya. Setelah membentuk akar, cabang atau batangnya dipotong,
sehingga diperoleh tanaman baru. Cara ini dapat dikerjakan pada mawar,
jambu air, dan arbei
o Merunduk majemuk : Seluruh batang dirundukkan kemudian ditimbuni tanah pada beberapa tempat atau seluruh tempat. Cara ini dapat dikerjakan pada tanaman soka dan anggur .
a
Anakan

Keuntungan perbaanyakan secara vegetative
adalah tanaman mampu berproduksi lebih cepat, sedngkan kelemahanya adalah
perakarannya yang kurang kuat, dan dibutuhkan ketermpilan untuk melakukanya.
PUSTAKA:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/16422
(05/10/2011)
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/16422
(05/10/2011)
0 komentar:
Posting Komentar